Laman

Sabtu, 20 Januari 2018

Segitiga Antioksidan Propolis


Propolis telah diteliti kandungan bahan aktifnya sejak lama. Komponen zat berkasiat propolis terbanyak adalah senyawa-senyawa fenolat (phenolic compounds) dan flavonoid. Kandungan bahan aktif propolis dipengaruhi oleh asal-usul propolis dan vegetasi yang terdapat di lingkungannya. Namun demikian propolis dari berbagai lokasi memiliki kesamaan kasiat secara farmakologi sebagai: immunomodulatory (meningkatkan imunitas tubuh), anti bakteri, anti jamur, anti virus, anti inflamasi (luka-bakar dan “luka dalam”), penyembuhan luka luar, obat bius dan penghilang rasa nyeri (anastesi dan analgesik) dan anti karsinogenik (anti kanker).

Berbagai penyakit fisiologi manusia umumnya dimediasi oleh adanya “inflamasi” jaringan yang disebabkan oleh stres oksidatif (kekurangan antioksidan). Hal ini terjadi karena semua kegiatan metabolisme seluler selalu menghasilkan radikal bebas (zat oksidator) yang perlu dinetralkan oleh antioksidan yang juga dihasilkan secara berimbang oleh mekanisme metabolisme juga atau asupan dari luar lewat makanan. Ketika antioksidan yang dihasilkan oleh metabolisme seluler tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas maka akan terjadi stres oksidatif.

Stres oksidatif ini akan menimbulkan “inflamasi” pada jaringan atau sel-sel tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit fisiologis (deteriorative diseases). Berbagai penyakit itu mencakup diabetes mellitus, gangguan-gangguan pembuluh darah karena terjadinya endapan-endapan (clot) di dalam pembuluh darah, gangguan hati, ginjal bahkan dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat sel menjadi sel-sel kanker. Munculnya berbagai gangguan tersebut sering terjadi terkait dengan diabetes mellitus dan sebaliknya, penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan diabetes. Dengan demikian kunci dari berbagai masalah penyakit fisiologi tersebut, termasuk kanker dan bahkan juga penyakit-penyakit patogenik (akibat bakteri dan virus) adalah ketersediaan antioksidan yang cukup untuk menetralkan atau menyingkirkan (scavenging) radikal bebas yang dihasilkan oleh metabolisme seluler dan yang diproduksi oleh aktivitas patogen.

Propolis telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena kandungan senyawa fenolik dan flavonoidnya. Secara skematis aktivitas propolis sebagai antioksidan dapat digambarkan seperti segitiga antioksidan propolis berikut.



Pada gambar segitiga antioksidan propolis di atas terlihat bahwa propolis dapat mencegah atau mengurangi stres oksidatif. Pengurangan stres oksidatif ini dapat mengurangi atau mencegah berbagai penyakit fisiologis yang dimediasi oleh inflamasi jaringan, termasuk diabetes. Pengurangan stres oksidatif juga dapat mencegah terjadinya endapan dalam pembuluh darah, terutama sistem pembuluh darah pada jantung, mencegah penyakit-penyakit terkait dengan penyumbatan pembuluh darah pada jantung.

Pengaruh propolis pada pembuluh darah tersebut juga menjamin plastisitas pembuluh darah di seluruh tubuh. Pembuluh darah yang sehat dapat mencegah terjadinya pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) yang diinisiasi oleh sel-sel kanker. Jika kumpulan sel-sel kanker gagal menstimulasi pembuluh darah ke kelompoknya, maka pertumbuhannya akan terhenti karena tidak ada pasokan nutrisi lewat darah. Sel-sel kanker yang tidak berkembang akan mati dan kanker tidak jadi tumbuh, karena kekuatan sabotasenya tidak kuat dan pasokan nutrisi tetap terjadi kepada sel-sel sehat di sekitarnya. Sel-sel kanker akan kelaparan dan akhirnya mati.

Dengan demikian secara ringkas kekuatan antioksidan propolis mampu mencegah berbagai penyakit fisiologi karena dapat menetralkan radikal bebas hasil aktivitas metabolisme seluler dan yang dihasilkan oleh infeksi patogen. Ternetralisasikannya radikal bebas dapat melindungi tubuh dari inflamasi internal yang akibatnya dapat melindungi tubuh manusia dari berbagai penyakit fisiologi, termasuk diantaranya yang paling penting adalah DIABETES MELITUS.

Selanjutnya aktivitas antioksidan tersebut dapat mencegah terjadinya endapan-endapan di dalam pembuluh darah sehingga mampu melindungi jantung dari penyakit-penyakit kardiovaskular. Terakhir, pembuluh darah yang sehat dan ketersediaan antioksidan di dalam jaringan yang mencukupi dapat mencegah proses angiogenesis di kelompok sel-sel kanker yang sedang berkembang, sehingga kekurangan pasokan nutrisi. Hasilnya adalah propolis dapat dijadikan sebagai herbal pencegah pertumbuhan sel-sel kanker bahkan penyembuh kanker. [WDW 2018-01-20]

Disarikan dari:
Daleprane JB, Abdalla DS. 2013. Emerging Roles of Propolis: Antioxidant, Cardioprotective, and Antiangiogenic Actions. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine 2013(4):175135

[https://www.researchgate.net/publication/236676194_Emerging_Roles_of_Propolis_Antioxidant_Cardioprotective_and_Antiangiogenic_Actions]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar