Laman

Selasa, 25 September 2018

Aktivitas Propolis: Antitoksisitas


B. Efek Protektif terhadap Toksititas Obat-Obat dan Agen Kemoterapi Kanker
Parasetamol dan cyclophosphamid dimetabolisasikan dalam hati oleh sitokrom P450. Pembentukan zat antara metabolisme itu bertanggung jawab pada deplesi sel-sel hati (hepatocyte) dari glutathione dan lipoperoxydation. Vinblastine (suatu agen kemoterapi) bersifat hepatotoxic dan hematotoxic. Sedangkan, senyawa-senyawa flavonoid danpolifenol  memiliki beberapa kasiat biologi dan anti-oksidatif. Pengaruh perlakuan oral flavonoid (diosmine dan quercetine) dalam bentuk ekstrak propolis 60 mg/kg setiap hari selama 14 hari, pada toksisitas hematologikal dan hepatik dari dosis tunggal 80 mg/kg cyclophosphamide dengan injeksi intravenous, vinblastine 2 mg/kg dengan injeksi intravena dan toksisitas hepatik parasetamol diterapi dengan konsumsi oral 200 mg/kg berdasarkan 2/3 LD50 tikus Mister Albino betina telah diteliti. Analisis dilakukan pada interval reguler: 1, 3, 7 dan 14 hari setelah pengobatan. Dalam grup tikus dengan perlakuan cyclophosphamid parasetamol saja teramati sejak hari pertama, suatu peningkatan lipid peroxide (MDA) 120%. Dengan cara yang sama, teramati leucopenia dan thrombopenia (70% pengurangan) teramati pada hari ketiga dan hari ke-14 pada tikus dengan perlakuan chemoterapeutic agents saja (cyclophosphamide dan vinblastine).  Kombinasi flavonoid dengan obat-obat telah jelas mereduksi efek toksik dari obat-obatan. Bahkan aplasic teramati dengan vinblastine, sebagaimana dengan leucopenia dan thrombopenia dari cyclophosphamide terkoreksi sepenuhnya. Dengan cara yang sama, para peneliti mencatat suatu laju restorasi peroxide dan glutathone. Flavonoid tampaknya bekerja dengan aktivasi pergantian glutathione dan enzim-enzim yang merangsang terutama glutathion-transferases yang memungkinkan penangkaran metabolit reaktif dari obat yang diteliti (Lahouel et al., 2004).

Aktivitas Propolis: Anti angiogenesis dan Anti Metastasis

A. Penghambatan Propolis Lebah Madu pada Angiogenesis, Invasi Tumor dan Metastasis
Caffeic acid phenethyl ester (CAPE) yang berasal dari propolis sudah diteliti pengaruhnya pada angiogenesis, invasi tumor dan metastasis. Suatu assay sitotoksik CAPE pada sel-sel colon adenocarcinoma CT26 menunjukkan penurunan viabilitas sel yang bergantung dosis, tetapi tidak menunjukkan pengaruh nyata pada pertumbuhan sel-sel umbilical epithelial manusia (HUVEC). Perlakuan CAPE konsentrasi rendah (1.5 µg/mL) menghambat 57.2% pembentukan struktur seperti pembuluh kapiler dalam HUVEC yang dikulturkan pada Matrigel. Sel-sel CT26 yang diberi CAPE (6 µg/mL) tidak hanya menunjukkan hambatan invasi sel hingga 47.8% tetapi juga menurunkan ekspresi matriks metalloproteinase (MMP)-2 dan MMP-9. produksi faktor pertumbuhan vascular endothelial (VEGF) dari CT26 juga dihambat oleh perlakuan CAPE (6 µg/mL).  Injeksi intraperitoneal CAPE (10 mg/kg/hari) pada tikus BALB/c menurunkan kapasitas metastatik sel-sel CT26 dengan penurunan level plasma VEGF. Perlakuan CAPE juga memperlama daya hidup (survival capacity) tikus yang diimplantasi sel-sel CT26. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa CAPE berpotensi sebagai agent antimetastatik (Liao et al., 2003).
Terdapat bukti yang dapat dipertimbangkan tentang dugaan adanya kaitan antara angiogenesis dan inflamasi kronis. Blokade angiogenesis menghasilkan pengaruh suatu anti-inflammatory. Ekstrak etanol propolis (EEP) dan ekstrak ester propolis (REP), dan CAPE (salah satu komponen aktif propolis) telah diuji untuk aktivitas anti-angiogenik-nya menggunakan assay membran chorioallantoic embrio ayam (CAM), dan proliferasi sel-sel pulmonary arterial endothelial betis (CPAE). Keberadaan EEP, REP dan CAPE menghambat angiogenesis pada assay CAM dan proliferasi sel-sel CPAE. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas anti-angiogenesis dari EEP, REP dan CAPE juga bertanggung-jawab pada pengaruh anti-inflammatoty (Song et al., 2002)

Aktivitas Propolis: Antitumor


5. Aktivitas Antitumor
Artepillin C diekstrak dari propolis Brasilia. Artepillin C (3,5-diprenyl-4-hydroxycinamic acid) mempunyai bobot molekul 300.40 dan menunjukkan aktivitas anti bakteri. Ketika artepillin C diaplikasikan pada sel-sel tumor malignan manusia dan tikus putih secara in vitro dan in vivo, menunjukkan efek sitotoksik dan secara nyata pertumbuhan sel-sel tumor dihambat. Artepillin ini juga ditemukan dapat merusak sel-sel tumor padat dan sel-sel leukemia dengan assay MTT, assay sintesis DNA, dan penelitian morfologi secara in vitro. Ketika xenograft sel-sel tumor manusia ditransplantasikan ke “tikus gundul”, efek artepillin C yang paling nyata terlihat pada carcinoma  dan melanoma malignant. Apoptosis, mitosis abortif, dan terkombinasi dengan nekrosis masif teridentifikasi dengan observasi histologi setelah injeksi intra-tumor 500 g artepillin C tiga kali seminggu. Selain itu untuk penekanan pertumbuhan tumor, terjadi peningkatan rasio CD4/CD8 sel-T dan jumlah total Sel-T pembantu. Penemuan-penemuan itu mengindikasikan bahwa artepillin C mengaktifkan sistem immune dan menunjukkan kasiat sebagai anti-tumor langsung (Kimoto et al., 1998).

Aktivitas Propolis: Anti Agen Penyebab Tukak atau Tukak


4. Anti Agen penyebab Tukak (Borok)
Madu dan propolis sebagai pengelola luka-luka (ulcers) kronis pada kulit sudah ditemukan dan dilaporkan oleh Tossoun et al. (1997). Pengaruh penghambatan propolis Bulgaria pada bakteri Helicobacter pylory secara in vitro telah ditelitioleh Boyanova et al. (2003).  Aktivitas dari ekstrak etanol propolis (EEP) 30% telah dievaluasi pada 38 H. pylori yang diisolasi secara klinis dengan metode difusi “agar-well”. Etanol 30% digunakan sebagai kontrol.  Selain itu, pengaruh propolis pada pertumbuhan 26 strain H. pylori dan 18 strain Campylobacter telah diuji dengan metode difusi cawan petri (disc diffusion dengan menggunakan 30, 60, dan 90 µl EEP atau 30 µl per lubang (well) masing-masing dengan ukuran pertumbuhan 17.8, 21.2, 28.2 dan 8.5 mm. EEP secara signifikan melih aktif dibanding etanol melawan H. pylori (P < 0.001). Hasil-hasil yang diperoleh dengan metode difusi cawan menunjukkan karakter yang sama. Penggunaan propolis basah (moist) menghasilkan diameter penghambatan pertumbuhan sebesar 21.4 mm untuk H. pylori dan 13.6 mm untuk Campylobacter spp.  Propolis kering menunjukkan efek antibakteri terhadap 73.1% isolat H. pylori, dengan kecenderungan penghambatan diameter pertumbuhan (15 mm) pada 36.4% isolat lainnya. Penggunaan propolis kering menunjukkan penghambatan diameter pertumbuhan 12.4 mm untuk H. pylori  dan 11.6 mm untuk Campylobacter spp. Mereka menyimpulkan bahwa propolis Bulgaria menunjukkan aktivitas anti bakteri yang perlu dipertimbangkan untuk H. pylori dan dapat menghambat pertumbuhan Campylobacter jejuni dan C. coli (Kimoto et al., 1998).

Aktivitas Propolis: Anti Kuman dan Anti Inflamatori

2. Anti-kuman dan Anti-parasit
Ekatrak etanol propolis (EEP) dan ekstrak dimethyl-sulphoxide propolis (DEP), aktif melawan Trypanosoma cruzi (Higashi dan de Casro, 1995), dan lethal terhadap T. vaginaslis (Starzyk et al. 1977) – [Propolis juga mampu menyembuhkan dan mencegah MALARIA – pengalaman pribadi, menjadi bekal praktis selama bertugas di Papua dan Kalimantan].

3. Anti Inflamatori (Peradangan)
Pengaruh ekatrak etanol propolis (EEP) telah dievaluasi dengan adjuvant tikus arthritis. Pada inflamatori kronis hewan model, indeks arthritis dapat ditekan oleh EEP (50 mg/kg/hari atau 100 mg/kg/hari, P.O.). Selain itu kelemahan fisik yang disebabkan oleh tingkat keparahan arthritis dapat dikurangi oleh EEP yang berbanding lurus dengan dosis. Efek analgesik propolis ini diperoleh dengan uji kibasan-ekor, dan diperbandingkan dengan prednisolone (2.5 mg/kg/hari, P.O.) dan acetyl salicylic acid (100 mg/kg/hari, P.O.).  Dalam edema kaki belakang tikus carrageenan, yang dilakukan untuk menguji pengaruh sub-fraksi EEP, sub-fraksi petroleum-ether (100 mg/kg, P.O.) menunjukkan bahwa EEP menghambat pembengkakan kaki belakang, dan pada dosis 200 mg/kg, P.O. menunjukkan efek antiinflamatori yang nyata pada 3-4 jam setelah injeksi carrageenan. Dari hasil ini disimpulkan bahwa EEP memiliki efek anti-inflamatori pada inflamasi kronis  dan akut (Park dan Kahng, 1999).

Sabtu, 30 Juni 2018

Aktivitas Propolis: Anti Virus dan Anti Jamur


B. Anti Virus
Aktivitas in vitro dari 3-methyl-but-2-enyl caffeate yang diisolasi dari tunas pohon poplar untuk melawan virus Herpes simplex tipe 1 telah diteliti.  Para peneliti menemukan bahwa senyawa tersebut merupakan konstituen kimia minor dari propolis, tetapi efektif dapat mengurangi titer virus dan sintesis DNA virus secara (AMoros ewt al., 1994).  Juga diketemukan bahwa ferulated isopentyl (diisolasi dari propolis) secfara nyata menghambat infeksi virus influensa A1 Hong Kong secara in vitro (Serkedjieva et al., 1997). Pemberian ekstak air propolis menurunkan tingkat kematian dan meningkatkan survival tikus yang terinfeksi virus A/PR8?34 (HONI) (Ecsanu et al., 1981). Suatu triterpenoid yang disebut melliferone, tiga triterpenoid yang telah dikenal: moronic acid, anwuweizonic  dan betulonic acid, dan 4 senyawa aromatik yang telah dikenal dari propolis Brasil dan diuji untuk aktivitas anti-HiV dalam H9 lymphocytes. Moronic acid menunjukkan aktivitas anti-HiV yang signifikan (Ito et al., 2001).

Aktivitas Propolis: Anti Mikroba


1. Aktivitas Anti Mikroba

A. Antibakteri
Banyak peneliti telah menyelidiki aktivitas antibakteri propolis dan ekstrak terhadap strain Gram-positif dan Gram-negatif dan mereka menemukan bahwa propolis memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai batang Gram-positif tetapi memiliki aktivitas terbatas terhadap basil Gram-negatif (Vokhonina et al., 1969;. Akopyan et al., 1970;. Grecianu dan Enciu, 1976).

Senin, 25 Juni 2018

Aktivitas Propolis: Kandungan kimia


Konstituen kimia Propolis
Propolis adalah resin hijau gelap atau berwarna coklat dengan rasa yang menyenangkan dari tunas poplar, madu, lilin dan vanili tetapi juga dapat memiliki rasa pahit. Ketika dibakar, itu menunjukkan bau resin aromatik yang bernilai tinggi (Nikolaev, 1978). Komposisi kimia propolis serta warna dan aroma yang bervariasi sesuai dengan zona geografis. Warnanya bervariasi dari hijau kekuningan sampai coklat gelap, tergantung pada sumbernya dan umur propolis (Ghisalberti, 1979). Propolis dapat disamakan dengan lem aromatik, yang keras dan rapuh ketika dingin, tapi menjadi lembut dan sangat lengket ketika hangat. Komposisi dan sifat fisiko-kimia propolis telah diselidiki (Ivanov, 1980). Propolis telahg dibuktikan mengandung β-amilase (Kaczmarek dan Debowski, 1983), senyawa-senyawa polifenol, flavones, flavonones, asam fenolat dan ester (Bankova et al, 1982;. Bankova et al, 1983;.. Bankova et al, 1988) dan asam lemak (Polyakov et al., 1988).

Aktivitas Propolis: Pendahuluan


PENDAHULUAN

Propolis adalah campuran resin yang dikumpulkan dari pepohonan oleh Apis mellifera (lebah madu), yang digunakan sebagai bahan isolasi bangunan di sarang lebah serta untuk menjaga kesehatan yang baik di dalam sarang (Greenaway et al., 1990). Ia memiliki manfaat farmakologi yang penting dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai anti-inflamasi dan agen hipotensi (penurun tekanan darah), stimulan sistem kekebalan tubuh, dan agen bakteriostatik dan bakterisida, dan masih banyak kegunaan lain (Ghisalberti, 1979). Semua aplikasi tersebut telah meningkatkan permintaan farmasi dan telah menjadi suatu subyek yang menarik dalam berbagai penelitian. Propolis cukup kompleks komposisi kimianya berupa fenol, tanin, polisakarida, terpen, asam aromatik dan aldehida, dan berbagai senyawa lain (Asis, 1989; Koo dan Park, 1997). Di Argentina, INAL (The National Food Institute) propolis telah diakui sebagai suplemen diet pada tahun 1995 (file 2110-003755-4 di Argentina Food Code) (Gonzalez et al., 2003).

Aktivitas Propolis - Abstrak

Aktivitas biologi Propolis Lebah Madu dalam Kesehatan dan Penyakit
oleh Mahmoud Lotfy
[Departemen Molekuler dan Biologi Seluler, Institut Penelitian Rekayasa Genetika dan Bioteknologi, Universitas Minufiya, Sadat City, Minufiya, Mesir] - Asian Pac J Cancer Prev, 7, 22-31

Abstrak
Propolis adalah produk alami yang berasal dari resin tanaman yang dikumpulkan oleh lebah madu. Propolis digunakan oleh lebah sebagai lem, kegunaan umum sebagai penyegel, dan sebagai bahan pertahanan koloni dalam sarang. Propolis telah digunakan dalam obat rakyat selama berabad-abad. Telah diketahui bahwa propolis memiliki aktivitas sebagai anti mikroba, antioksidan, anti-ulkus dan anti-tumor. Oleh karenanya, propolis telah menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir sebagai zat yang berguna atau potensial untuk digunakan dalam produk pengobatan dan kosmetik. Selain itu, sekarang banyak digunakan dalam makanan dan minuman dengan klaim bahwa propolis dapat mempertahankan atau meningkatkan kesehatan manusia. Komposisi kimia propolis cukup rumit. Lebih dari 300 senyawa seperti polifenol, aldehida fenolat, quinines sequiterpene, coumarin, asam amino, steroid dan senyawa-senyawa anorganik telah diidentifikasi terkandung dalam sampel propolis. Kandungan propolis tergantung pada lokasi pengumpulan, waktu dan sumber tanamannya. Akibatnya, kegiatan biologis propolis yang dikumpulkan dari daerah fitogeografi dan periode yang berbeda sangat bervariasi. Dalam ulasan ini, aktivitas propolis lebah akan disajikan dengan penekanan khusus pada aktivitas propolis sebagai antitumor.

Kata kunci: Propolis lebah madu- aktivitas biologi - anti-tumor - anti-inflamasi - anti-bakteri

Jumat, 11 Mei 2018

RAMADHAN 1440 H

Ramadhan 1439 H tinggal sehari lagi datang. “Marhaban ya Ramadhan” akan segera dikumandangkan. Delapan tahun yang lalu di TV ada iklan oleh Dedy Mizwar tentang bagaimana mengatasi napas tak sedap selama berpuasa, dengan pasta gigi tertentu. Tapi, efektifkah pasta gigi menjaga kesegaran mulut jika bau tak sedap napas berasal dari bagian dalam perut atau kerongkongan? Kecuali jika setelah dikumur-kumur, air kumurannya ditelan… he he he. Tetapi apa ya diijinkan oleh pabriknya, konsumen meminum air kumuran pasta gigi?
Bau napas tak sedap istilah medisnya HALITOSIS, dapat diatasi dengan mengonsumsi propolis. Caranya, ketika mengakhiri makan sahur, kumur-kumur air 1/2 gelas yang ditetesi 5 tetes Melia Proppolis dan air kumuran ditelan, kemudian ketika mengawali buka puasa, berkumur lagi air 1/2 gelas dengan 5 tetes propolis dan air kumuran ditelan. Sehari perlu 10 tetes per orang = 15 ml selama RAMADHAN. Berikut adalah hitung-hitungan kebutuhan uangnya selama sebulan berpuasa jika mengonsumsi teratur Melia Propolis dan Melia Biyang.
Berapa biaya yang harus Anda keluarkan sekeluarga dengan mengonsumsi Melia Propolis dan Melia Biyang selama berpuasa Ramadan (dianggap 30 hari). Dengan keuntungan yang sangat jelas: Anda terbebas dari masalah bau napas tak sedap selama berpuasa, memperoleh kesehatan dan kebugaran prima selama menjalankan ibadah puasa dan memperoleh peluang bisnis SANGAT DAHSYAT dengan penghasilan mencapai Rp 1,200,000 SEHARI dari modal yang dikeluarkan sekali selamanya hanya senilai Rp 1,175,000.
Inilah hitungannya:
RAMADHAN
Nah, masih jauh lebih murah dibandingkan harga jajanan untuk berbuka, bukan?
Mari segera bergabung dan menyiapkan Propolis dan Biyang menghadapi Ramadan 1440 H dan melaksanakan ibadahnya dengan penuh semangat, bugar dan percaya diri, karena bebas dari persoalan BAU NAPAS TAK SEDAP.

Melia Propolis
Melia Biyang

Senin, 22 Januari 2018

Makin Mudah, Makin Murah

Berlaku sejak 22 Januari 2018, PT MSS meningkatkan kemudahan menjadi MEMBER dan menjalankan Bisnis RETAIL produk MLM.

MEMBERSHIP:

  1. SILVER; Belanja produk senilai 400 PV (Rp 440,000) + biaya pendaftaran Rp 75.000
  2. GOLD; Belanja produk senilai 1000 PV (Rp 1,100,000) + biaya pendaftaran Rp 75,000
Pilihan Produk dan Harga:

PELUANG PENGHASILAN



Info lebih lanjut: mssdramaga@yahoo.com atau mssdramaga@gmail.com

Sabtu, 20 Januari 2018

Segitiga Antioksidan Propolis


Propolis telah diteliti kandungan bahan aktifnya sejak lama. Komponen zat berkasiat propolis terbanyak adalah senyawa-senyawa fenolat (phenolic compounds) dan flavonoid. Kandungan bahan aktif propolis dipengaruhi oleh asal-usul propolis dan vegetasi yang terdapat di lingkungannya. Namun demikian propolis dari berbagai lokasi memiliki kesamaan kasiat secara farmakologi sebagai: immunomodulatory (meningkatkan imunitas tubuh), anti bakteri, anti jamur, anti virus, anti inflamasi (luka-bakar dan “luka dalam”), penyembuhan luka luar, obat bius dan penghilang rasa nyeri (anastesi dan analgesik) dan anti karsinogenik (anti kanker).

Berbagai penyakit fisiologi manusia umumnya dimediasi oleh adanya “inflamasi” jaringan yang disebabkan oleh stres oksidatif (kekurangan antioksidan). Hal ini terjadi karena semua kegiatan metabolisme seluler selalu menghasilkan radikal bebas (zat oksidator) yang perlu dinetralkan oleh antioksidan yang juga dihasilkan secara berimbang oleh mekanisme metabolisme juga atau asupan dari luar lewat makanan. Ketika antioksidan yang dihasilkan oleh metabolisme seluler tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas maka akan terjadi stres oksidatif.

Stres oksidatif ini akan menimbulkan “inflamasi” pada jaringan atau sel-sel tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit fisiologis (deteriorative diseases). Berbagai penyakit itu mencakup diabetes mellitus, gangguan-gangguan pembuluh darah karena terjadinya endapan-endapan (clot) di dalam pembuluh darah, gangguan hati, ginjal bahkan dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat sel menjadi sel-sel kanker. Munculnya berbagai gangguan tersebut sering terjadi terkait dengan diabetes mellitus dan sebaliknya, penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan diabetes. Dengan demikian kunci dari berbagai masalah penyakit fisiologi tersebut, termasuk kanker dan bahkan juga penyakit-penyakit patogenik (akibat bakteri dan virus) adalah ketersediaan antioksidan yang cukup untuk menetralkan atau menyingkirkan (scavenging) radikal bebas yang dihasilkan oleh metabolisme seluler dan yang diproduksi oleh aktivitas patogen.

Propolis telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena kandungan senyawa fenolik dan flavonoidnya. Secara skematis aktivitas propolis sebagai antioksidan dapat digambarkan seperti segitiga antioksidan propolis berikut.



Pada gambar segitiga antioksidan propolis di atas terlihat bahwa propolis dapat mencegah atau mengurangi stres oksidatif. Pengurangan stres oksidatif ini dapat mengurangi atau mencegah berbagai penyakit fisiologis yang dimediasi oleh inflamasi jaringan, termasuk diabetes. Pengurangan stres oksidatif juga dapat mencegah terjadinya endapan dalam pembuluh darah, terutama sistem pembuluh darah pada jantung, mencegah penyakit-penyakit terkait dengan penyumbatan pembuluh darah pada jantung.

Pengaruh propolis pada pembuluh darah tersebut juga menjamin plastisitas pembuluh darah di seluruh tubuh. Pembuluh darah yang sehat dapat mencegah terjadinya pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) yang diinisiasi oleh sel-sel kanker. Jika kumpulan sel-sel kanker gagal menstimulasi pembuluh darah ke kelompoknya, maka pertumbuhannya akan terhenti karena tidak ada pasokan nutrisi lewat darah. Sel-sel kanker yang tidak berkembang akan mati dan kanker tidak jadi tumbuh, karena kekuatan sabotasenya tidak kuat dan pasokan nutrisi tetap terjadi kepada sel-sel sehat di sekitarnya. Sel-sel kanker akan kelaparan dan akhirnya mati.

Dengan demikian secara ringkas kekuatan antioksidan propolis mampu mencegah berbagai penyakit fisiologi karena dapat menetralkan radikal bebas hasil aktivitas metabolisme seluler dan yang dihasilkan oleh infeksi patogen. Ternetralisasikannya radikal bebas dapat melindungi tubuh dari inflamasi internal yang akibatnya dapat melindungi tubuh manusia dari berbagai penyakit fisiologi, termasuk diantaranya yang paling penting adalah DIABETES MELITUS.

Selanjutnya aktivitas antioksidan tersebut dapat mencegah terjadinya endapan-endapan di dalam pembuluh darah sehingga mampu melindungi jantung dari penyakit-penyakit kardiovaskular. Terakhir, pembuluh darah yang sehat dan ketersediaan antioksidan di dalam jaringan yang mencukupi dapat mencegah proses angiogenesis di kelompok sel-sel kanker yang sedang berkembang, sehingga kekurangan pasokan nutrisi. Hasilnya adalah propolis dapat dijadikan sebagai herbal pencegah pertumbuhan sel-sel kanker bahkan penyembuh kanker. [WDW 2018-01-20]

Disarikan dari:
Daleprane JB, Abdalla DS. 2013. Emerging Roles of Propolis: Antioxidant, Cardioprotective, and Antiangiogenic Actions. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine 2013(4):175135

[https://www.researchgate.net/publication/236676194_Emerging_Roles_of_Propolis_Antioxidant_Cardioprotective_and_Antiangiogenic_Actions]