Laman

Minggu, 05 Mei 2019

Bugar Berpuasa

PT Melia Sehat Sejahtera memasarkan produk kesehatan, berupa Melia Propolis dan Melia Biyang. Keduanya dipasarkan dalam jaringan (MLM), tetapi member bisa memasarkannya secara retail kepada konsumen bebas dengan cashback sekitar 25% dari harga member. Merlia Propolis tersedia dalam kemasan botol 6 ml, 30 ml dan 55 ml. Untuk penghitungan konsumsi selama berpuasa digunakan kemasan 6ml. Melia Biyang tersedia dalam kemasan botol 15 ml.

Ramadhan 1440 H

Ramadhan 1440 H segera datang. “Marhaban ya Ramadhan” akan segera dikumandangkan. Delapan tahun yang lalu di TV ada iklan oleh Dedy Mizwar tentang bagaimana mengatasi napas tak sedap selama berpuasa, dengan pasta gigi tertentu. Tapi, efektifkah pasta gigi menjaga kesegaran mulut jika bau tak sedap napas berasal dari bagian dalam perut atau kerongkongan? Kecuali jika setelah dikumur-kumur, air kumurannya ditelan… he he he. Tetapi apa ya diijinkan oleh pabriknya, konsumen meminum air kumuran pasta gigi?

Selasa, 25 September 2018

Aktivitas Propolis: Antitoksisitas


B. Efek Protektif terhadap Toksititas Obat-Obat dan Agen Kemoterapi Kanker
Parasetamol dan cyclophosphamid dimetabolisasikan dalam hati oleh sitokrom P450. Pembentukan zat antara metabolisme itu bertanggung jawab pada deplesi sel-sel hati (hepatocyte) dari glutathione dan lipoperoxydation. Vinblastine (suatu agen kemoterapi) bersifat hepatotoxic dan hematotoxic. Sedangkan, senyawa-senyawa flavonoid danpolifenol  memiliki beberapa kasiat biologi dan anti-oksidatif. Pengaruh perlakuan oral flavonoid (diosmine dan quercetine) dalam bentuk ekstrak propolis 60 mg/kg setiap hari selama 14 hari, pada toksisitas hematologikal dan hepatik dari dosis tunggal 80 mg/kg cyclophosphamide dengan injeksi intravenous, vinblastine 2 mg/kg dengan injeksi intravena dan toksisitas hepatik parasetamol diterapi dengan konsumsi oral 200 mg/kg berdasarkan 2/3 LD50 tikus Mister Albino betina telah diteliti. Analisis dilakukan pada interval reguler: 1, 3, 7 dan 14 hari setelah pengobatan. Dalam grup tikus dengan perlakuan cyclophosphamid parasetamol saja teramati sejak hari pertama, suatu peningkatan lipid peroxide (MDA) 120%. Dengan cara yang sama, teramati leucopenia dan thrombopenia (70% pengurangan) teramati pada hari ketiga dan hari ke-14 pada tikus dengan perlakuan chemoterapeutic agents saja (cyclophosphamide dan vinblastine).  Kombinasi flavonoid dengan obat-obat telah jelas mereduksi efek toksik dari obat-obatan. Bahkan aplasic teramati dengan vinblastine, sebagaimana dengan leucopenia dan thrombopenia dari cyclophosphamide terkoreksi sepenuhnya. Dengan cara yang sama, para peneliti mencatat suatu laju restorasi peroxide dan glutathone. Flavonoid tampaknya bekerja dengan aktivasi pergantian glutathione dan enzim-enzim yang merangsang terutama glutathion-transferases yang memungkinkan penangkaran metabolit reaktif dari obat yang diteliti (Lahouel et al., 2004).

Aktivitas Propolis: Anti angiogenesis dan Anti Metastasis

A. Penghambatan Propolis Lebah Madu pada Angiogenesis, Invasi Tumor dan Metastasis
Caffeic acid phenethyl ester (CAPE) yang berasal dari propolis sudah diteliti pengaruhnya pada angiogenesis, invasi tumor dan metastasis. Suatu assay sitotoksik CAPE pada sel-sel colon adenocarcinoma CT26 menunjukkan penurunan viabilitas sel yang bergantung dosis, tetapi tidak menunjukkan pengaruh nyata pada pertumbuhan sel-sel umbilical epithelial manusia (HUVEC). Perlakuan CAPE konsentrasi rendah (1.5 µg/mL) menghambat 57.2% pembentukan struktur seperti pembuluh kapiler dalam HUVEC yang dikulturkan pada Matrigel. Sel-sel CT26 yang diberi CAPE (6 µg/mL) tidak hanya menunjukkan hambatan invasi sel hingga 47.8% tetapi juga menurunkan ekspresi matriks metalloproteinase (MMP)-2 dan MMP-9. produksi faktor pertumbuhan vascular endothelial (VEGF) dari CT26 juga dihambat oleh perlakuan CAPE (6 µg/mL).  Injeksi intraperitoneal CAPE (10 mg/kg/hari) pada tikus BALB/c menurunkan kapasitas metastatik sel-sel CT26 dengan penurunan level plasma VEGF. Perlakuan CAPE juga memperlama daya hidup (survival capacity) tikus yang diimplantasi sel-sel CT26. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa CAPE berpotensi sebagai agent antimetastatik (Liao et al., 2003).
Terdapat bukti yang dapat dipertimbangkan tentang dugaan adanya kaitan antara angiogenesis dan inflamasi kronis. Blokade angiogenesis menghasilkan pengaruh suatu anti-inflammatory. Ekstrak etanol propolis (EEP) dan ekstrak ester propolis (REP), dan CAPE (salah satu komponen aktif propolis) telah diuji untuk aktivitas anti-angiogenik-nya menggunakan assay membran chorioallantoic embrio ayam (CAM), dan proliferasi sel-sel pulmonary arterial endothelial betis (CPAE). Keberadaan EEP, REP dan CAPE menghambat angiogenesis pada assay CAM dan proliferasi sel-sel CPAE. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas anti-angiogenesis dari EEP, REP dan CAPE juga bertanggung-jawab pada pengaruh anti-inflammatoty (Song et al., 2002)

Aktivitas Propolis: Antitumor


5. Aktivitas Antitumor
Artepillin C diekstrak dari propolis Brasilia. Artepillin C (3,5-diprenyl-4-hydroxycinamic acid) mempunyai bobot molekul 300.40 dan menunjukkan aktivitas anti bakteri. Ketika artepillin C diaplikasikan pada sel-sel tumor malignan manusia dan tikus putih secara in vitro dan in vivo, menunjukkan efek sitotoksik dan secara nyata pertumbuhan sel-sel tumor dihambat. Artepillin ini juga ditemukan dapat merusak sel-sel tumor padat dan sel-sel leukemia dengan assay MTT, assay sintesis DNA, dan penelitian morfologi secara in vitro. Ketika xenograft sel-sel tumor manusia ditransplantasikan ke “tikus gundul”, efek artepillin C yang paling nyata terlihat pada carcinoma  dan melanoma malignant. Apoptosis, mitosis abortif, dan terkombinasi dengan nekrosis masif teridentifikasi dengan observasi histologi setelah injeksi intra-tumor 500 g artepillin C tiga kali seminggu. Selain itu untuk penekanan pertumbuhan tumor, terjadi peningkatan rasio CD4/CD8 sel-T dan jumlah total Sel-T pembantu. Penemuan-penemuan itu mengindikasikan bahwa artepillin C mengaktifkan sistem immune dan menunjukkan kasiat sebagai anti-tumor langsung (Kimoto et al., 1998).

Aktivitas Propolis: Anti Agen Penyebab Tukak atau Tukak


4. Anti Agen penyebab Tukak (Borok)
Madu dan propolis sebagai pengelola luka-luka (ulcers) kronis pada kulit sudah ditemukan dan dilaporkan oleh Tossoun et al. (1997). Pengaruh penghambatan propolis Bulgaria pada bakteri Helicobacter pylory secara in vitro telah ditelitioleh Boyanova et al. (2003).  Aktivitas dari ekstrak etanol propolis (EEP) 30% telah dievaluasi pada 38 H. pylori yang diisolasi secara klinis dengan metode difusi “agar-well”. Etanol 30% digunakan sebagai kontrol.  Selain itu, pengaruh propolis pada pertumbuhan 26 strain H. pylori dan 18 strain Campylobacter telah diuji dengan metode difusi cawan petri (disc diffusion dengan menggunakan 30, 60, dan 90 µl EEP atau 30 µl per lubang (well) masing-masing dengan ukuran pertumbuhan 17.8, 21.2, 28.2 dan 8.5 mm. EEP secara signifikan melih aktif dibanding etanol melawan H. pylori (P < 0.001). Hasil-hasil yang diperoleh dengan metode difusi cawan menunjukkan karakter yang sama. Penggunaan propolis basah (moist) menghasilkan diameter penghambatan pertumbuhan sebesar 21.4 mm untuk H. pylori dan 13.6 mm untuk Campylobacter spp.  Propolis kering menunjukkan efek antibakteri terhadap 73.1% isolat H. pylori, dengan kecenderungan penghambatan diameter pertumbuhan (15 mm) pada 36.4% isolat lainnya. Penggunaan propolis kering menunjukkan penghambatan diameter pertumbuhan 12.4 mm untuk H. pylori  dan 11.6 mm untuk Campylobacter spp. Mereka menyimpulkan bahwa propolis Bulgaria menunjukkan aktivitas anti bakteri yang perlu dipertimbangkan untuk H. pylori dan dapat menghambat pertumbuhan Campylobacter jejuni dan C. coli (Kimoto et al., 1998).