Laman

Rabu, 12 Agustus 2015

Asam-asam Fenolat, Zat Aktif Propolis


Asam-asam fenolat adalah senyawa yang tersusun dari cincin benzene, gugus karboksil dan gugis hidroksil Aktivitas antioksidatif asam-asam fenolat ditentukan oleh jumlah gugus hidroksil pada molekulnya dan efek sterat-nya (steric effect) [23]. Posisi gugus karboksil, seperti halnya tipe substitusi pada cincin aromatik, mempengaruhi aktivitas antioksidatif senyawa-senyawa ini. Pada kenyataannya energi ikata antara ato hydrogen dan atom oksigen dalam gugus hidroksil yang terikat pada sistem cincin aromatik lebih lemah dibandingkan ikatan serupa pada senyawa-senyawa alifatik (aliphatic). Penurunan kepadatan eektron dalam atom oksigen merupakan hasil efek resonansi dari cincin aromatik, oleh karena itulah atom hydrogen yang dilepas dari gugus hidroksil dan senyawa-senyawa frnolat menjadi radikal fenoksi (phenoxy radicals) yang relative stabil karena peningkatan muatan di dalam cincin aromatik (Gambar 1). Penggabungan radikal fenoksi menghasilkan quinines atau masuk ke dalam reaksi lain, seperti contohnya dimerization atau substitusi radikal [24,25]

 
Aktivitas antioksidatif asam-asam fenolat berbanding terbalik dengan besarnya enthalphy pemecahan ikatan O-H di dalam lingkungan polar lemah. Mekanisme peningkatan lanungan ikatan O-H dalam suatu cincin fenolat dalam transfer atok hydrogen (HAT) menjadi radikal superoksida [26]. Turunan monohidroksi dari asam benzoate dengan satu gugus hidroksil dalam posisi ortho atau para dalam cincin tidak menunjukkan aktivitas antioksidatif, sebaliknya turunan-turunan radikal pada posisi meta-hidroksi membangkitkan radikal dalam fase terlarut. Hal ini terkait dengan kemampuan gugus karboksil menarik electron dan mempengaruhio posisi orto- dan para- dalam cincin. Asam-asam fenlat monohidroksi adalah pemulung efektif untuk radikal hidroksil. Selanjutnya, aktivitas antioksidatif meningkat dalam asam-asam dengan satu gugus hidroksil bersama dengan keberadaan gugus metoksi tambahan di dalam cincin. Substitusi satu gugus alkil atau satu gugus metoksi dalam posisi orto meningkatkan stabilitas dan merupakan kasiatr antioksidan dari asam-asam fenolat [27]

Turunan dihidroksi asam benzoat menunjukkan kasiat antioksidatif sangat kuat ketika gugus hidroksilnya berada pada posisi 3 dan 5. Diantara turunan asam benzoat, asam galat (gallic acid) mengandung tiga gugus hidroksil pada posisi 3, 4 dan 5, telah dikarakterisasi sebagai antioksidan sangat baik dan kuat [24]. Esterifikasi gugus hidroksil asam galat menurunkan kemampuan antioksidannya.

Pengaruh penambahan gugus hidroksil dalam cincin aromatik meningkatkan aktivitas antioksidatif. Hal ini mungkin teramati pula pada kasus asam sinamat (cinnamic acid). Asam kafeat (caffeic acid) memiliki efek antioksidatif lebih kuat dan diikuti oleh Asam kumarat (coumaric acid) [28,29]

Kekuatan antioksidatif asam-asam fenolat ditentukan oleh letak gugus karboksil. Grup karboksil memiliki impak negative pada kasiat donor dari hidroksi benzoat dan turunan-turunannya. Dengan cicin samping yang mengandung gugus etilen, asam hidroksi-sinamat menunjukkan kemampuan donor hydrogen yang lebih besar dan radikal yang terbentuk dalam cara ini lebih mantap (stabil). Oleh karena itu, turunan-turunan dari asam sinamat memilikikasiat antioksidatif yang lebih kuat dibandingkan turunan-turunan asam benzoat [23,30]. Introduksi gugus etilen diantara cincin fenil (phenyl ring) yang mengandung gugus hidroksi dalam posisi para- dan gugus karboksil, seperti pada asam p-kumarat meningkatkan kasiat reduktif dari gugus hiodroksi dibandingkan dengan asam sinamat. Asam ferulat (ferulic acid), dengan satu gugus metoksi pada posisi 3 menunjukkan kemampuan untuk menstabilkan radikal-radikal fenoksi dibandingkan dengan asam p-kumarat [24]. Namun demikian, substitusi hydrogen dalam gugus hidroksil dengan gugus metal mungkin memiliki efek yang bervariasi dalam aktivitas antioksidatif asam-asam febnolat, bergantung pada polaritas lingkungan. Dalam fase lipofilik, turunan asam dihidroksi sinamat menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk menginmobilisasi radikal-radikal bebas turunan monohidroksi. Asam kafeat diindikasi memiliki reaktivitas lebih baikterhadap radikal bebas dalam lingkungan berair dibandingkan asam ferulat. Asam ferulat menunjukkan afinitas terhadap lipida, yang terkait dengan proses substitusi pada Gambar 1 tentang oksidasi senyawa-senyawa fenolat [25].
 
Aktivitas antioksidatif asam-asam fenolat berbanding terbalik dengan ukuran entalpi (enthalpy) dari pemutusan ikatan O-H dalam suatu lingkuyngan polar yang lemah. Mekanisme pemutusan ikatan O-H dalam cincin fenolat termasuk dalam transfer atom hydrogen (HAT) ke suatu radikal superoksida (superoxide radicals) [26]. Turunan monohidroksi asam benzoat dengan satu gugus hidroksil dalam posisi orto atau para dalam cincin tidak menunjukkan aktivitas antioksidatif pada fase air, berkebalikan dengan turunan radikal yang terbentuk dalam posisi meta-monohidroksi. Hal ini terkait dengan kemampuan gugus karboksil untuk menarik elektron dan mempengaruhi posisi orto atau para pada cincin fenolat. Asam-asam monohidroksi adalah pemulung radikal hidroksil yang efektif. Selanjutnya, aktivitas antioksidan meningkat dalam asam dengan satu gugus hidroksil bersama dengan kehadiran gugus metoksi tambahan dalam cincin. Substitusi gugus alkil atau metoksi pada posisi orto meningkatkan stabilitas dan sifat antioksidan asam-asam fenolat [27]. Turunan-turunan asam dihidroksi-benzoat menunjukkan aktivitas antioksidatif paling kuat ketika gugus hidroksilnya berada pada posisi 3 dan 5. Diantara turunan-turunan asam benzoat, asam galat (gallic acid), mengandung tiga gugus hidroksil pada posisi 3, 4 dan 5, yang telah berhasil dikarakterisasi memiliki kasiat antioksidatif yang sangat baik [24]. Estrifikasi gugus karbnoksilpada asam galat menurunkan kemampuan antioksidannya.

Pengaruh gugus hidroksil tambahan dalam cincin aromatik pada peningkatan aktivitas antioksidatif dapat diamati juga dalam kasus asam sinamat. Asam kafeat memiliki efek yang lebih kuat dari pada asam kumarat [28,29].

Kekuatan aktivitas antioksidatif asam-asam fenolat ditentukan oleh lokasi gugus karboksil. Gugus ini memiliki dampak negatif pada sifat donor hidroksi-benzoate dan turunan-turunannya. Dengan memiliki rantai samping yang mengandung gugus etilen, asam hidroksi-sinamat menampilkan kemampuan yang lebih besar untuk menyumbangkan hidrogen dan dengan cara ini radikal dibuat menjadi lebih stabil. Dengan demikian, turunan asam sinamat menampilkan sifat antioksidan lebih baik dari pada turunan asam benzoat [23,30]. Pengenalan gugus etilen antara cincin fenil yang mengandung gugus hidroksi pada posisi para dan satu dan gugus karboksil, seperti pada asam p-kumarat, menyebabkan peningkatan sifat reduktif dari kelompok hidroksil dibandingkan dengan asam sinamat. Asam ferulat, dengan kelompok metoksi pada posisi 3 menampilkan kemampuan lebih besar untuk menstabilkan radikal fenoksi dibandingkan asam p-kumarat [24]. Namun, penggantian hidrogen di gugus hidroksil dengan gugus metil mungkin memiliki efek bervariasi pada aktivitas antioksidatif asam fenolat, tergantung pada polaritas lingkungan. Pada fase lipofilik, turunan asam dihidroksi-sinamat menampilkan kemampuan yang lebih besar untuk melumpuhkan radikal bebas dibandingkan turunan-turunan monohidroksinya. Asam kafeat memiliki reaktivitas yang lebih baik terhadap radikal dalam lingkungan air dibandingkan asam ferulat. Asam ferulat menampilkan afinitas untuk lipid, yang terkait dengan substitusi atom hidrogen dalam gugus hidroksil dengan gugus metil. Oleh karena itu, asam ferulat menunjukkan sifat yang lebih baik sebagai antioksidan dalam jenis lingkungan ter-emulsi, seperti minyak dalam air, dibandingkan dengan asam kafeat [24]. Karena adanya gugus metoksi asam ferulat lebih efektif daripada asam p-kumarat. Kelompok metoksi, sebagai donor elektron, menyebabkan peningkatan kemampuan menstabilkan radikal-radikal ariloksi (aryloxy). Hidroksilasi diganti dengan metoksilasi membuat senyawa struktur seperti asam ferulat menjadi senyawa antioksidan yang lebih efektif. Dalam penelitian mereka pada oksidasi lemak, Rice-Evans et al. menyimpulkan bahwa urutan aktivitas antioksidatif asam-asam fenolat sebagai berikut: asam kafeat > asam ferulat > asam p-kumarat [24]. Brand-Williams et al. [31] menunjukkan bahwa asam ferulat menetralkan radikal bebas lebih efektif daripada BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene), sedangkan Gulcin membuktikan bahwa asam kafeat memiliki sifat pelindung lebih kuat daripada BHT [32]. Aktivitas antioksidan asam fenolik terdiri “pemulungan” radikal bebas (superoksida, hidroksil, dan radikal-radikal superoksida hidroksil), mengkhelat ion logam (besi, tembaga), serta mengubah aktivitas enzim dengan menghambat oksidase [33-35]


 

Propolis telah dikenal dan banyak diteliti sebagai antioksidan kuat pemulung RADIKAL BEBAS, termasuk yang dihasilkan oleh proses peradangan. Kasiat Utama Propolis adalah sebagai ANTIOKSIDAN; Melia Propolis dikemas dalam botol ukuran 6ml, 30 ml dan 55 ml, masing-masing dengan harga eceran Rp 110,000, Rp 275,000  dan Rp 440,000 per botol. Harga paket untuk menjadi member atau harga paket untuk member ada dua macam, GOLD : Rp 1,225,000 dan PLATINUM Rp 3,025,000 (sudah termasuk pajak penjualan 10%)Pemesanan via e-mail ke mssdramaga@yahoo.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar