Laman

Rabu, 05 Agustus 2015

Kasiat Utama Propolis #1: Antioksidan, Protektan Jantung dan Antiangiogenesis

Kasiat Saling Terkait Propolis Sebagai Antioksidan, Protektan Jantung dan Antiangiogenesis

Pendahuluan
Perkembangan pasar produk alami dan obat-obatan alternatif semakin tertuju pada produk lebah: madu, royal jelly, serbuk sari (bee pollen), dan propolis [1, 2]. Propolis adalah nama generik campuran resin kompleks yang dikumpulkan oleh lebah madu dari tunas-tunas dan eksudat dari berbagai tumbuh-tumbuhan. Setelah dikumpulkan, bahan ini diperkaya dengan air liur dan sekresi lebah yang mengandung enzim dan digunakan dalam konstruksi, adaptasi, dan perlindungan dari sarang [3, 4].


Dalam beberapa tahun terakhir telah diterbitkan banyak artikel hasil studi tentang kimia propolis, yang mengungkapkan bahwa komposisi propolis sangat bervariasi bergantung pada flora lokal tempat hidup lebah pengumpulnya [5, 6, 7]. Banyak aktivitas biologi yang konsiten dari propolis telah diteliti, tetapi komponen yang bertanggung jawabnya berbeda-beda sesuai dengan zona geografi dan iklim tempat hidup lebah [7].


Penggunaan propolis dalam aplikasi terapitik dan industri farmasi masih sangat terbatas, walaupun sudah cukup bukti tentang berbagai aspek kimia dan biologi propolis. Hal ini terutama disebabkan oleh keragaman komposisi kimia yang bergantung asal geografi lebah, karena sumber bahan propolis yang dikumpulkan lebah akan berbeda-beda antar ekosistem. Identifikasi senyawa utama dalam sampel propolis sangat penting; laporan sifat biologi propolis harus mencakup investigasi rinci dari komposisi dan sumber botani [7, 8].

Komponen propolis mencakup senyawa-senyawa polifenol (flavonoid, asam-asam fenolat, dan ester), terpenoid, steroid, dan asam amino [9]. Penelitian yang luas tentang komposisi dan aktifitas biologi propolis telah dilakukan di berbagai negara [10, 11, 12, 13]. Sampel propolis dari Eropa, Amerika Selatan, dan Asia memiliki komposisi yang berbeda dan karena itu memiliki perbedaan aktivitas biologi [12, 14, 15]. Namun demikian, sampel propolis umumnya menunjukkan kemiripan besar dalam komposisi secara keseluruhan, yang tidak dipengaruhi sumber botani [15]. Propolis merah asal Brasil telah ditemukan dalam dua laporan mengandung senyawa fenolik dengan konsentrasi tinggi, masing-masing 232 mg/g [16] dan 257,98 mg/g [17]. Propolis Brasil juga mengandung fenol dalam konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel dari negara-negara lain: China, 302 ± 4.3 mg/g [18] dan 299 ± 0.5 mg/g [19]; Korea, 212.7 ± 7.4 mg/g [20]; Argentina, 187 mg/g [21]; India, 159.10 ± 0.26 mg/g [10]; Portugal, 151 ± 0.01 mg/g [22]; Siprus, 100.4 ± 7.2 mg/g [23]; dan Thailand, 31.2 ± 0.7 mg/g [19].

Studi menunjukkan bahwa propolis dari Eropa dan China mengandung banyak flavonoid dan asam fenolat, sedangkan propolis dari daerah tropika umumnya mengandung konsentrasi flavonoid yang lebih rendah dibandingkan dari wilayah beriklim sedang [21, 24, 25].

Studi propolis menunjukkan kompleksitas komposisi dan farmakologi; beberapa senyawa bertindak secara independen, sementara yang lain bertindak secara sinergis. Potensi terapi propolis dan konstituennya telah menjadi subyek dari banyak penelitian, yang telah memantapkan banyak tindakan farmakologis dalam pengujian praklinis. Secara khusus, propolis menunjukkan potensi terapi dan mungkin memiliki aplikasi dalam industri pengolahan farmasi dan makanan [25-27]. Propolis dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologi yang berkasiat sebagai imunomodulator [28, 29], antibakteri [30], fungisida (anti jamur) [31, 32], anti-inflamasi, penyembuhan (healing) [33], analgesik/anestetik [34, 35], dan anti kanker [36].

Kaitan antara stres oksidatif, penyakit kardiovaskular, dan angiogenesis sudah banyak dipahami. Kegiatan yang terkait dengan patofisiologi angiogenesis dan sitokin terkait dan faktor pertumbuhan dapat menyebabkan prognosis buruk di banyak penyakit. Dalam kenyataannya, penyakit jantung kronis, stres oksidatif, dan angiogenesis berkaitan erat satu sama lain. Dalam ulasan ini, akan disajikan bukti-bukti bahwa ekstrak propolis dan senyawa bioaktifnya memiliki aktivitas (kasiat) sebagai antioksidan, kardioprotektif, dan antiangiogenic (Gambar 1).


Gambar 1: Representasi skematik hubungan antara stres oksidatif, penyakit kardiovaskular, dan angiogenesis, dengan efek propolis pada sistem terintegrasi. Propolis mempengaruhi berbagai jalur sinyal biokimia, termasuk mekanisme perlindungan mengurangi kejadian-kejadian yang terkait dengan penyakit peradangan (inflamasi) kronis.




Propolis telah dikenal dan banyak diteliti sebagai antioksidan kuat pemulung RADIKAL BEBAS, termasuk yang dihasilkan oleh proses peradangan. Kasiat Utama Propolis adalah sebagai ANTIOKSIDAN; Melia Propolis dikemas dalam botol ukuran 6ml, 30 ml dan 55 ml, masing-masing dengan harga eceran Rp 110,000, Rp 275,000  dan Rp 440,000 per botol. Harga paket untuk menjadi member atau harga paket untuk member ada dua macam, GOLD : Rp 1,225,000 dan PLATINUM Rp 3,025,000 (sudah termasuk pajak penjualan 10%)Pemesanan via e-mail ke mssdramaga@yahoo.com. Unduh formulir ordernya SINI.

Referensi Pendahuluan
  1. Hyodo, N. Amano, K. Eguchi et al., “Nationwide survey on complementary and alternative medicine in cancer patients in Japan,” Journal of Clinical Oncology, vol. 23, no. 12, pp. 2645–2654, 2005.
  2. P. Myers and P. A. Cheras, “The other side of the coin: safety of complementary and alternative medicine,” Medical Journal of Australia, vol. 181, no. 4, pp. 222–225, 2004.
  3. C. Búfalo, J. M. G. Candeias, and J. M. Sforcin, “In Vitro Cytotoxic Effect of Brazilian Green Propolis on Human Laryngeal Epidermoid Carcinoma (HEp-2) Cells,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 6, no. 4, pp. 483–487, 2009
  4. Castaldo and F. Capasso, “Propolis, an old remedy used in modern medicine,” Fitoterapia, vol. 73, supplement 1, pp. S1–S6, 2002
  5. Russo, R. Longo, and A. Vanella, “Antioxidant activity of propolis: role of caffeic acid phenethyl ester and galangin,” Fitoterapia, vol. 73, supplement 1, pp. S21–S29, 2002.
  6. A. Burdock, “Review of the biological properties and toxicity of bee propolis,” Food and Chemical Toxicology, vol. 36, no. 4, pp. 347–363, 1998.
  7. M. Sforcin and V. Bankova, “Propolis: is there a potential for the development of new drugs?” Journal of Ethnopharmacology, vol. 133, no. 2, pp. 253–260, 2011.
  8. Bankova, “Chemical diversity of propolis and the problem of standardization,” Journal of Ethnopharmacology, vol. 100, no. 1-2, pp. 114–117, 2005.
  9. Zhu, M. Chen, Q. Shou, Y. Li, and F. Hu, “Biological activities of Chinese propolis and Brazilian propolis on streptozotocin-induced type 1 diabetes mellitus in rats,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 2011, Article ID 468529, 8 pages, 2011.
  10. A. Laskar, I. Sk, N. Roy, and N. A. Begum, “Antioxidant activity of Indian propolis and its chemical constituents,” Food Chemistry, vol. 122, no. 1, pp. 233–237, 2010.
  11. L. Chaillou and M. A. Nazareno, “Bioactivity of propolis from Santiago del Estero, Argentina, related to their chemical composition,” LWT—Food Science and Technology, vol. 42, no. 8, pp. 1422–1427, 2009.
  12. Hernandez, O. Cuesta-Rubio, M. C. Fernandez, et al., “Studies on the constituints of yellow Cuban própolis: CG-MS determination of triterpenoids and flavonoids,” Journal of Agricultural and Food Chemistry, vol. 58, pp. 4725–4730, 2010.
  13. L. C. Oldoni, I. C. R. Cabral, M. A. B. R. D’Arcea, et al., “Isolation and analysis of bioactive isoflavonoids and chalcone from a new type of Brazilian propolis,” Separation and Purification Technology, vol. 77, pp. 208–213, 2011.
  14. G. Miguel, S. Nunes, S. A. Dandlen, A. M. Cavaco, and M. D. Antunes, “Phenols and antioxidant activity of hydro-alcoholic extracts of propolis from Algarve, South of Portugal,” Food and Chemical Toxicology, vol. 48, no. 12, pp. 3418–3423, 2010.
  15. R. Ahn, S. Kumazawa, T. Hamasaka, K. S. Bang, and T. Nakayama, “Antioxidant activity and constituents of propolis collected in various areas of Korea,” Journal of Agricultural and Food Chemistry, vol. 52, no. 24, pp. 7286–7292, 2004.
  16. M. Alencar, T. L. C. Oldoni, M. L. Castro et al., “Chemical composition and biological activity of a new type of Brazilian propolis: red propolis,” Journal of Ethnopharmacology, vol. 113, no. 2, pp. 278–283, 2007.
  17. S. R. Cabral, T. L. C. Oldoni, A. Prado et al., “Phenolic composition, antibacterial and antioxidant activities of Brazilian red propolis,” Química Nova, vol. 32, no. 6, pp. 1523–1527, 2009.
  18. R. Ahn, S. Kumazawa, Y. Usui et al., “Antioxidant activity and constituents of propolis collected in various areas of China,” Food Chemistry, vol. 101, no. 4, pp. 1383–1392, 2007.
  19. Kumazawa, H. Goto, T. Hamasaka, S. Fukumoto, T. Fujimoto, and T. Nakayama, “A new prenylated flavonoid from propolis collected in Okinawa, Japan,” Bioscience, Biotechnology and Biochemistry, vol. 68, no. 1, pp. 260–262, 2004.
  20. M. Choi, D. O. Noh, S. Y. Cho, H. J. Suh, K. M. Kim, and J. M. Kim, “Antioxidant and antimicrobial activities of propolis from several regions of Korea,” LWT—Food Science and Technology, vol. 39, no. 7, pp. 756–761, 2006.
  21. S. Bankova, S. L. de Castro, and M. C. Marcucci, “Propolis: recent advances in chemistry and plant origin,” Apidologie, vol. 31, no. 1, pp. 3–15, 2000.
  22. Moreira, L. G. Dias, J. A. Pereira, and L. Estevinho, “Antioxidant properties, total phenols and pollen analysis of propolis samples from Portugal,” Food and Chemical Toxicology, vol. 46, no. 11, pp. 3482–3485, 2008.
  23. Kalogeropoulos, S. J. Konteles, E. Troullidou, I. Mourtzinos, and V. T. Karathanos, “Chemical composition, antioxidant activity and antimicrobial properties of propolis extracts from Greece and Cyprus,” Food Chemistry, vol. 116, no. 2, pp. 452–461, 2009.
  24. L. Castro, A. M. D. Nascimento, M. Ikegaki, C. M. Costa-Neto, S. M. Alencar, and P. L. Rosalen, “Identification of a bioactive compound isolated from Brazilian propolis type 6,” Bioorganic and Medicinal Chemistry, vol. 17, no. 14, pp. 5332–5335, 2009.
  25. Salomão, P. R. S. Pereira, L. C. Campos et al., “Brazilian propolis: correlation between chemical composition and antimicrobial activity,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 5, no. 3, pp. 317–324, 2008.
  26. L. Miorin, N. C. Levy, A. R. Custodio, W. A. Bretz, and M. C. Marcucci, “Antibacterial activity of honey and propolis from Apis mellifera and Tetragonisca angustula against Staphylococcus aureus,” Journal of Applied Microbiology, vol. 95, no. 5, pp. 913–920, 2003.
  27. M. Murad, S. A. Calvi, A. M. V. C. Soares, V. Bankova, and J. M. Sforcin, “Effects of propolis from Brazil and Bulgaria on fungicidal activity of macrophages against Paracoccidioides brasiliensis,” Journal of Ethnopharmacology, vol. 79, no. 3, pp. 331–334, 2002.
  28. L. Orsatti, F. Missima, A. C. Pagliarone et al., “Propolis immunomodulatory action in vivo on toll-like receptors 2 and 4 expression and on pro-inflammatory cytokines production in mice,” Phytotherapy Research, vol. 24, no. 8, pp. 1141–1146, 2010.
  29. Missima and J. M. Sforcin, “Green Brazilian propolis action on macrophages and lymphoid organs of chronically stressed mice,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 5, no. 1, pp. 71–75, 2008.
  30. Z. Gonsales, R. O. Orsi, A. Fernandes Jr., P. Rodrigues, and S. R. C. Funari, “Antibacterial activity of propolis collected in different regions of Brazil,” Journal of Venomous Animals and Toxins Including Tropical Diseases, vol. 12, no. 2, pp. 276–284, 2006.
  31. Silici, N. A. Koç, D. Ayangil, and S. Çankaya, “Antifungal activities of propolis collected by different races of honeybees against yeasts isolated from patients with superficial mycoses,” Journal of Pharmacological Sciences, vol. 99, no. 1, pp. 39–44, 2005.
  32. F. D. Dota, M. E. L. Consolaro, T. I. E. Svidzinski, and M. L. Bruschi, “Antifungal activity of brazilian propolis microparticles against yeasts isolated from vulvovaginal candidiasis,” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 2011, Article ID 201953, 8 pages, 2011.
  33. T. Moraes, P. C. Trevilatto, A. M. T. Grégio, M. A. N. Machado, and A. A. S. Lima, “Quantitative analysis of mature and immature collagens during oral wound healing in rats treated by Brazilian propolis,” Journal of International Dental and Medical Research, vol. 4, no. 3, pp. 106–110, 2011.
  34. I. Silvestre, G. M. Stranieri, and P. M. Bazerqu, “Anesthesia (Sollman modified test) of propolis compared with lidocaine,” Journal of Dental Research, vol. 64, no. 4, p. 640, 1985.
  35. Paulino, C. Teixeira, R. Martins et al., “Evaluation of the analgesic and anti-inflammatory effects of a Brazilian green propolis,” Planta Medica, vol. 72, no. 10, pp. 899–906, 2006.
  36. D. P. D. S. Leitão, A. A. da Silva Filho, A. C. M. Polizello, J. K. Bastos, and A. C. C. Spadaro, “Comparative evaluation of in-vitro effects of Brazilian green propolis and Baccharis dracunculifolia extracts on cariogenic factors of Streptococcus mutans,” Biological and Pharmaceutical Bulletin, vol. 27, no. 11, pp. 1834–1839, 2004


Propolis telah dikenal dan banyak diteliti sebagai antioksidan kuat pemulung RADIKAL BEBAS, termasuk yang dihasilkan oleh proses peradangan. Kasiat Utama Propolis adalah sebagai ANTIOKSIDAN; Melia Propolis dikemas dalam botol ukuran 6ml, 30 ml dan 55 ml, masing-masing dengan harga eceran Rp 110,000, Rp 275,000  dan Rp 440,000 per botol. Harga paket untuk menjadi member atau harga paket untuk member ada dua macam, GOLD : Rp 1,225,000 dan PLATINUM Rp 3,025,000 (sudah termasuk pajak penjualan 10%)Pemesanan via e-mail ke mssdramaga@yahoo.com. Unduh formulir ordernya SINI.




1 komentar:

  1. saya dulu pernah menjadi member Melia, tapi sudah lama. saya berminat mengkonsumsi lagi propolis Melia. Untuk di Bogor, apakah bisa beli langsung dan dimana?

    BalasHapus