Rabu, 26 Mei 2021
Minggu, 05 Mei 2019
Bugar Berpuasa
PT Melia Sehat Sejahtera memasarkan produk kesehatan, berupa Melia Propolis dan Melia Biyang. Keduanya dipasarkan dalam jaringan (MLM), tetapi member bisa memasarkannya secara retail kepada konsumen bebas dengan cashback sekitar 25% dari harga member. Merlia Propolis tersedia dalam kemasan botol 6 ml, 30 ml dan 55 ml. Untuk penghitungan konsumsi selama berpuasa digunakan kemasan 6ml. Melia Biyang tersedia dalam kemasan botol 15 ml.
Label:
antibiotik,
antioksidan,
awet muda,
bugar puasa,
flavonoid,
halitosis,
herbal,
maag,
melia biyang,
melia propolis,
MLM,
multi level marketing,
napas tak sedap,
pemulung,
pituitary,
puasa,
ramadhan
Ramadhan 1440 H
Ramadhan 1440 H segera datang. “Marhaban ya Ramadhan” akan segera dikumandangkan. Delapan tahun yang lalu di TV ada iklan oleh Dedy Mizwar tentang bagaimana mengatasi napas tak sedap selama berpuasa, dengan pasta gigi tertentu. Tapi, efektifkah pasta gigi menjaga kesegaran mulut jika bau tak sedap napas berasal dari bagian dalam perut atau kerongkongan? Kecuali jika setelah dikumur-kumur, air kumurannya ditelan… he he he. Tetapi apa ya diijinkan oleh pabriknya, konsumen meminum air kumuran pasta gigi?
Selasa, 25 September 2018
Aktivitas Propolis: Antitoksisitas
B. Efek Protektif terhadap Toksititas
Obat-Obat dan Agen Kemoterapi Kanker
Parasetamol dan cyclophosphamid dimetabolisasikan dalam
hati oleh sitokrom P450. Pembentukan zat antara metabolisme itu bertanggung
jawab pada deplesi sel-sel hati (hepatocyte)
dari glutathione dan lipoperoxydation. Vinblastine (suatu
agen kemoterapi) bersifat hepatotoxic dan
hematotoxic. Sedangkan,
senyawa-senyawa flavonoid danpolifenol memiliki
beberapa kasiat biologi dan anti-oksidatif. Pengaruh perlakuan oral flavonoid (diosmine dan quercetine) dalam bentuk ekstrak propolis 60 mg/kg setiap hari
selama 14 hari, pada toksisitas hematologikal dan hepatik dari dosis tunggal 80
mg/kg cyclophosphamide dengan injeksi
intravenous, vinblastine 2 mg/kg dengan
injeksi intravena dan toksisitas hepatik parasetamol diterapi dengan
konsumsi oral 200 mg/kg berdasarkan 2/3 LD50 tikus Mister Albino betina telah
diteliti. Analisis dilakukan pada interval reguler: 1, 3, 7 dan 14 hari setelah
pengobatan. Dalam grup tikus dengan perlakuan cyclophosphamid parasetamol saja teramati sejak hari pertama, suatu
peningkatan lipid peroxide (MDA)
120%. Dengan cara yang sama, teramati leucopenia
dan thrombopenia (70% pengurangan)
teramati pada hari ketiga dan hari ke-14 pada tikus dengan perlakuan chemoterapeutic agents saja (cyclophosphamide dan vinblastine). Kombinasi flavonoid dengan obat-obat telah
jelas mereduksi efek toksik dari obat-obatan. Bahkan aplasic teramati dengan vinblastine,
sebagaimana dengan leucopenia dan thrombopenia dari cyclophosphamide terkoreksi sepenuhnya. Dengan cara yang sama, para
peneliti mencatat suatu laju restorasi peroxide
dan glutathone. Flavonoid tampaknya bekerja
dengan aktivasi pergantian glutathione dan enzim-enzim yang merangsang terutama
glutathion-transferases yang memungkinkan penangkaran metabolit reaktif dari
obat yang diteliti (Lahouel et al.,
2004).
Aktivitas Propolis: Anti angiogenesis dan Anti Metastasis
A. Penghambatan Propolis Lebah Madu pada
Angiogenesis, Invasi Tumor dan Metastasis
Caffeic acid phenethyl ester (CAPE) yang
berasal dari propolis sudah diteliti pengaruhnya pada angiogenesis, invasi tumor dan metastasis. Suatu assay sitotoksik
CAPE pada sel-sel colon
adenocarcinoma CT26 menunjukkan penurunan viabilitas sel yang bergantung dosis,
tetapi tidak menunjukkan pengaruh nyata pada pertumbuhan sel-sel umbilical epithelial manusia (HUVEC).
Perlakuan CAPE konsentrasi rendah (1.5 µg/mL) menghambat 57.2% pembentukan
struktur seperti pembuluh kapiler dalam HUVEC yang dikulturkan pada Matrigel. Sel-sel CT26 yang diberi CAPE
(6 µg/mL) tidak hanya menunjukkan hambatan invasi sel hingga 47.8% tetapi juga
menurunkan ekspresi matriks metalloproteinase
(MMP)-2 dan MMP-9. produksi faktor pertumbuhan vascular endothelial (VEGF) dari CT26 juga dihambat oleh perlakuan
CAPE (6 µg/mL). Injeksi intraperitoneal CAPE (10 mg/kg/hari)
pada tikus BALB/c menurunkan kapasitas metastatik sel-sel CT26 dengan penurunan
level plasma VEGF. Perlakuan CAPE juga memperlama daya hidup (survival
capacity) tikus yang diimplantasi sel-sel CT26. Hasil-hasil tersebut
menunjukkan bahwa CAPE berpotensi sebagai agent
antimetastatik (Liao et al., 2003).
Terdapat
bukti yang dapat dipertimbangkan tentang dugaan adanya kaitan antara
angiogenesis dan inflamasi kronis. Blokade angiogenesis menghasilkan pengaruh
suatu anti-inflammatory. Ekstrak
etanol propolis (EEP) dan ekstrak ester propolis (REP), dan CAPE (salah satu
komponen aktif propolis) telah diuji untuk aktivitas anti-angiogenik-nya
menggunakan assay membran chorioallantoic
embrio ayam (CAM), dan proliferasi sel-sel pulmonary arterial endothelial
betis (CPAE). Keberadaan EEP, REP dan CAPE menghambat angiogenesis pada assay
CAM dan proliferasi sel-sel CPAE. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas
anti-angiogenesis dari EEP, REP dan CAPE juga bertanggung-jawab pada pengaruh
anti-inflammatoty (Song et al., 2002)
Aktivitas Propolis: Antitumor
5.
Aktivitas Antitumor
Artepillin C diekstrak dari propolis Brasilia. Artepillin C (3,5-diprenyl-4-hydroxycinamic acid) mempunyai bobot molekul 300.40 dan
menunjukkan aktivitas anti bakteri. Ketika artepillin
C diaplikasikan pada sel-sel tumor malignan manusia dan tikus putih secara in vitro dan in vivo, menunjukkan efek sitotoksik dan secara nyata pertumbuhan
sel-sel tumor dihambat. Artepillin ini
juga ditemukan dapat merusak sel-sel tumor padat dan sel-sel leukemia dengan assay MTT, assay sintesis DNA, dan penelitian morfologi secara in vitro. Ketika xenograft sel-sel tumor manusia ditransplantasikan ke “tikus
gundul”, efek artepillin C yang
paling nyata terlihat pada carcinoma dan melanoma
malignant. Apoptosis, mitosis
abortif, dan terkombinasi dengan nekrosis masif teridentifikasi dengan
observasi histologi setelah injeksi intra-tumor 500 g artepillin C tiga kali seminggu. Selain itu untuk penekanan
pertumbuhan tumor, terjadi peningkatan rasio CD4/CD8 sel-T dan jumlah total
Sel-T pembantu. Penemuan-penemuan itu mengindikasikan bahwa artepillin C mengaktifkan sistem immune
dan menunjukkan kasiat sebagai anti-tumor langsung (Kimoto et al., 1998).
Label:
anti aging,
anti bakteri,
anti kanker,
anti virus,
antioksidan,
bee propolis,
CAPE,
propolis,
ROS,
SOD
Aktivitas Propolis: Anti Agen Penyebab Tukak atau Tukak
4.
Anti Agen penyebab Tukak (Borok)
Madu dan
propolis sebagai pengelola luka-luka (ulcers) kronis pada kulit sudah ditemukan dan dilaporkan oleh Tossoun et al. (1997). Pengaruh penghambatan
propolis Bulgaria pada bakteri Helicobacter
pylory secara in vitro telah
ditelitioleh Boyanova et al. (2003). Aktivitas dari ekstrak etanol propolis (EEP)
30% telah dievaluasi pada 38 H. pylori yang
diisolasi secara klinis dengan metode difusi “agar-well”. Etanol 30% digunakan sebagai kontrol. Selain itu, pengaruh propolis pada
pertumbuhan 26 strain H. pylori dan
18 strain Campylobacter telah diuji
dengan metode difusi cawan petri (disc
diffusion dengan menggunakan 30, 60, dan 90 µl EEP atau 30 µl per lubang (well) masing-masing dengan ukuran
pertumbuhan 17.8, 21.2, 28.2 dan 8.5 mm. EEP secara signifikan melih aktif
dibanding etanol melawan H. pylori (P
< 0.001). Hasil-hasil yang diperoleh dengan metode difusi cawan menunjukkan
karakter yang sama. Penggunaan propolis basah (moist) menghasilkan diameter penghambatan pertumbuhan sebesar 21.4
mm untuk H. pylori dan 13.6 mm untuk Campylobacter spp. Propolis kering menunjukkan efek antibakteri
terhadap 73.1% isolat H. pylori,
dengan kecenderungan penghambatan diameter pertumbuhan (15 mm) pada 36.4%
isolat lainnya. Penggunaan propolis kering menunjukkan penghambatan diameter
pertumbuhan 12.4 mm untuk H. pylori dan 11.6 mm untuk Campylobacter spp. Mereka menyimpulkan bahwa propolis Bulgaria
menunjukkan aktivitas anti bakteri yang perlu dipertimbangkan untuk H. pylori dan dapat menghambat
pertumbuhan Campylobacter jejuni dan C. coli (Kimoto et al., 1998).
Label:
kesiram minyak panas,
maag,
maag akut,
peroksida,
phenolic acid,
propolis,
radikal bebas,
ROS,
sehat sejahtera,
ulcer,
vitamin
Langganan:
Postingan (Atom)